Roh Allah dan Hidup
Spritualitas
Dari Perspektif
Perjanjian Lama Diperhadapkan dengan Pandangan Christopher J. H. Knowing the Holy Spirit Through the Old
Testament
I.
Pendahuluan
Keberadaan Roh Allah dinyatakan
dalam Alkitab sebelum bumi berbentuk (Kej. 1:2) Ini menunjukkan bahwa Allah
adalah Roh yang kekal dan Pencipta. Arti dasar kata roh (Ibrani, רוח - RUAKH)
adalah nafas, angin. Di dalam Perjanjian Lama, kata roh diterjemahkan dengan
bermacam-macam kata. Di Mazmur 33:6 umpamanya, RUAKH diterjemahkan dengan nafas
dari mulut, sedangkan di Yeremia 10:14 diterjemahkan dengan nyawa dan lain
sebagainya. Roh dipandang sebagai kekuatan atau kuasa yang menjadi alat Tuhan
Allah bekerja.
II.
Pembahasan
2.1.
Pengertian
Roh Allah Secara Umum
Kata “roh” berarti sesuatu yang
hidup tidak berbadan jasmani, yang berakal budi dan berperasaan (malaikat,
setan) ataupun jiwa. Sedangkan kata “arwah” memiliki makna jiwa dari orang yang
meninggal ataupun roh.[1]
Dalam Ensiklopedia Alkitab, pemakaian kata roh yang terbesar adalah mengacu
kepada manusia, tapi kebanyakannya berkaitan dengan yang supra alami. Kata
benda Ruakh berasal dari kata
kerja yang berarti mengeluarkan nafas dengan kuat dari hidung. Kadang-kadang
kata itu mengandung arti “pusat hidup”, searti nefesy, tapi dalam arti itu jumlahnya sedikit dan umumnya ruakh berarti bernyawa berkaitan dengan nefesy, makhluk hidup.[2]
2.2.
Pengertian
Roh Allah dalam Alkitab
2.2.1.
Roh
Allah dalam Perjanjian Lama
Menurut kesaksian Perjanjian Lama,
Allah adalah רוּה “ruach” (=Roh) yaitu
bahwa Ia tidak Nampak (tidak kelihatan) dan karena itu hadir dimana-mana. Dalam
hal ini Perjanjian Lama mengungkapkan bahwa Yahwe adalah Allah yang bernafas,
Allah yang hidup, Allah yang bertindak. Dan bahwa sebagai Allah yang demikian,
Ia adalah sumber hidup dari segala sesuatu yang ada di dunia ini. Khususnya
dari manusia hal itu dapat kita lihat dalam permulaan Kitab Suci (Kej. 2:7):
“Tuhan Allah menghembuskan nafas hidup (nesyema)
kehidupan (nefesy chayya).
Dimana Allah ada, dimana Ia hadir dan
bertindak, disitu “ruach”-Nya aktif,
bekerja. Kesaksian ini penuh dalan Kitab Suci beberapa contoh terdapat dalam
(Hak. 3:10;11;29;13;25;14:6;15:14; Yeh. 1:12,20;2:2-3,24; Zak. 12:1)”.[3] Yesaya
mengatakan bahwa Roh Allah sebagai pembawa keadilan dan kebenaran. Di mana pada
masa kesusahan, umat Allah akan menantikan ‘sampai dicurahkannya kepada kita
Roh dari atas’ (Yes. 32:15) yang membawa keadilan dan kebenaran: hasilnya
adalah damai sejahtera, ketenangan dan ketentraman untuk selama-lamanya
(ay.16-18).[4]
2.2.2.
Roh
Allah dalam Perjanjian Baru
Dalam Alkitab Bahasa Indonesia kata
Ibrani “ruakh”, Yunani “Pneuma” diterjemahkan dalam istilah
‘nafas’ atau ‘nafas kehidupan’. Kata ruakh
ini diterjemahkan dengan ‘roh’. Mula-mula menumjuk kepada gerak dari udara
dapat diterjemahkan dengan ‘angin, atau dengan ‘badai’ atau dengan ‘topan’. Tetapi
sering kata ruakh dan pneuma menunjuk kepada gerak dari udara
yang disebabkan oleh nafas. Berhubung karena itu, kedua kata ini lebih tepat
diterjemahkan dengan ‘nafas’ atau ‘dengan nafas kehidupan’ atau dengan
‘kehidupan dalam gerak’ atau dengan ‘dinamika’ dan dikatakan bahwa Allahlah
yang oleh kehadiran-Nya di dalam manusia dan memberikan kepada manusia nafas
dan kehidupan.[5]
Tetapi sering kata ruakh Secara iman
diyakini bahwa Allah adalah Roh dan sudah berkarya sejak penciptaan seperti
kesaksian Alkitab.[6]
2.3.
Memahami
Roh Allah, Roh Kudus, Roh Manusia, dan Roh Jahat
2.3.1.
Roh
Allah dan Roh Kudus
Pemahaman Roh dalam kitab
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru ada Roh Allah, Roh Tuhan, Roh Kehidupan,
dan Roh Kudus. Masalahnya perbedaan itu tidak dipertentangkan sebab diyakini
berasal dari Allah Israel, Yahwe. Roh Kudus belum dikenal dalam Perjanjian
Lama. Namun aktivitasnya sangat dekat dengan Roh Allah. Sama seperti Roh Kudus
sebagai awal kehidupan baru bagi manusia maka Roh Allah sudah berkarya
menciptakan manusia sebelumnya. Roh Allah sebagai simbol kehadiran Allah dalam
penciptaan dunia dan isinya. Roh memperlengakpi manusia sehingga mampu hidup
sebagai umat Allah. Roh Allah hadir dalam kisah penciptaan, Roh yang
memperlengkapi para nabi sehingga mampu bernubuat dan memberitakan kebenaran
Firman Allah, Roh yang memampukan para raja melakasanakan tugas pemerintahan.
Roh yang memampukan manusia melihat kehadiran kerajaan Allah di dalam Yesus.”
Semua aktivitas Roh ini sesungguhnya berasal dari Allah yang sama dan termasuk
Roh Kudus. [7]
Ruakh
Yahweh menurut Robert Koch, dilihat sebagai
kekuatan yang tidak berupa personifikasi. Di mana-manadidapati Ruakh Yahweh sebagai Roh Kudus atau Roh
Tuhan bukan sebagai person yang ilahi. Melainkan hanya kekuatan yang berasal
dari Allah untuk pekerjaan yang baik, besar dan mengagumkan dan membawa
keselamatan.[8]
Proses menjadi umat Allah dalam PB tidak sama dengan keumatan Israel. Gereja
tidak memiliki unsur kebangsaan yang bersifat religious seperti Israel.
Perbedaan suku, bangsa, jender, status sosial, tidak menjadi penghalang bagi
kesatuan umat Allah yang hanya berdasarakan iman kepada salib Kristus
(Gal.2:14). Semua orang percaya berada dalam Kristus (2. Kor. 5:17, Gal.3:29)
sebagai anggota tubuh Kristus. Roh Kudus berdiam secara menetap dan merata dalam
diri umat PB, untuk memampukan setiap orang percaya melayani Allah melalui
karya-karya rohani (1 Kor. 12:7-11). Tetapi dalam Perjanjian Lama, babtisan Roh Kudus tidak dikenal dan memang
itu merupakan perkembangan baru dalam pengalaman keselamatan umat. Tidak
seperti dalam PB, jarang sekali dalam PL Roh dikaitkan dengan ‘kudus’ hanya dua
kali sebutan ‘Roh Kudus’ dijumpai dalam PL (Mzm. 15:13, ‘Roh-Mu yang Kudus’;
Yes. 63:10-11’Roh Kudus-Nya’) yang jauh lebih sering muncul adalah istilah ‘Roh
Allah’. Baik sebutan ‘Roh Kudus’ maupun ‘Roh Allah’ rupanya hanya alternative
dalam penyebutan Tuhan. Tidak jelasnya person Roh Kudus sekaligus menyiratkan
kenyataan dalam PL bahwa distingsi di antara person-person dalam Ketuhanan juga
seperti dalam PB. Hanya di dalam diri orang-orang PL tertentu Roh Allah berdiam
dan biasanya dalam rangka bernubuat (Bil. 11:25-29) memimpin umat berperang
(Hak. 6:34), memerintah umat (1 Sam. 16:13), melakukan pekerjaan yang
memerlukan keahlian tertentu (Kel. 28:3, 35:30-33).[9] Peran
Roh sangat penting dalam membangun persepsi yang benar tentang hubungan anatara
kedua kitab Perjanjian. Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah satu
kesatuan Firman Allah dan berita kesaksiannya saling melengkapi sehingga
pemberitaan semakin kuat dan akurat. Penafsiran dan pandangan bisa saja berbeda
tentang kedua kitab perjanjian tetapi harus diyakini bahwa satu kesatuan
sebagai Firman Allah. Isinya tentang Allah dan Roh yang sama yaitu antara Roh
Allah dan Roh Kudus.[10]
2.3.2.
Roh
Allah dan Roh Manusia
Roh dihubungkan kepada manusia menurut
Koeberle dalam penelitiannya menjelaskan tentang pengertian ‘roh manusia’:
- Mengaktifkan
manusia dalam ‘hal luar biasa’ dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Dalam satu
kurun waktu (terbatas).
- Kemampuan
manusia yang dihinggapinya melakukan pekerjaan yang luar biasa secara terus
menerus.
- Pada
diri manusia yang dihinggapi terdapat bagian roh itu.[11]
Roh Allah adalah suatu kekuatan
atau kuasa yang datang dan berasal dari Allah sendiri dan menguasai diri
manusia itu. Roh demikian inilah yang memotivasi manusia untuk bertindak dan
melakukan pekerjaan-pekerjaan luar biasa atau mengagumkan. Oleh karena ruakh ini merupakan bagian dari Allah
sendiri, maka dia (roh) itu digunakan juga oleh Allah dan untuk karya-karyaNya.
Di dalam kebaktian umat Israel biasanya ruakh
Allah itu itu aslinya diartikan sebagai suatu kekuatan tidak dalam
pengertan personifikasi. Demikian juga roh manusia di dalam kebaktian selalu
diartikan memegang peranan yang penting, karena kerohanian manusia bergantung
pada Roh Allah. Demikian juga pekerjaan yang dikerjakan orang yang dihinggapi
Roh Allah itu. Jadi di mana Roh tampil atau tampak pada manusia dengan
pengaruh-Nya yang positif, maka selalu itu diartikan berasal dari Allah
sendiri. Ada dua faktor yang harus dimengerti sebagai dasar dari roh itu. Pertama: arti kata dasar dari ruakh adalah napas, roh itu
dikaitkan/dihubungkan dengan Allah. Apa pun aktivitas manusia sebagai pekerjaan
Roh yang dimilikinya juga digunakan menjadi aktivitas Allah. Kedua: hakikat ilahi yang menjadi atau terdapat di dalam diri manusia.[12]
2.3.3.
Roh
Allah dan Roh Jahat (Roh Kegelapan)
Apakah ada hubungan antara roh
jahat dengan Roh Allah. Pandangan umum bahwa kedua roh tersebut tidak mempunyai
hubungan. Roh jahat tidak berhubungan dengan Roh Allah, bahkan kedua roh ini
saling bertentangan dan bermusuhan. Kisah penciptaan menyaksikan tentang
konfrontasi antara Roh Allah (אְלֹהֹים רוּה/ ru’ah
‘Elohim) dengan kuasa Roh Jahat (רעה רוה/ ru’ah
ra’ah). Roh jahat sering
dianalogikan sebagai musuh Allah adalah sumber kegelapan, kekacauan (ובהו תהו/ tohuwabohu)
dan kematian (מוח/ mawet). Kisah
penciptaan diawali dengan berita tentang bumi yang gelap glita kosong dan tidak
berbentuk (Kej. 1:2-3). Namun dalam konteks seperti itu Allah dengan Roh-Nya
hadir dan berkarya menciptakan kebaikan, keteraturan, dan kehidupan di
tengah-tengah dunia yang gelap dan kacau balau tersebut. Dunia diciptakan Allah
berupa tatanan yang sangat teratur menurut hukum-hukum alam. Allah senantiasa dipuji-puji, namun di pihak
lain hal-hal yang bersifat tohu wabohu atau kacau balau tetap ada. Sumber P
menyaksikan bahwa Allah mampu berbuat dan mencipta dari kekacauan menjadi
keteraturan. Roh Allah sebagai keteraturan sementara Roh jahat sebagai sumber
kekacauan dan kegelapan.[13]
Roh-roh jahat adalah malikat-malaikat yang memberontak bersama setan.[14]
Roh jahat berada di bawah Kuasa Roh Allah seperti berikut:[15]
1.
Roh
Jahat di Bawah Kendali Roh Allah
Roh jahat berkuasa dalam
menciptakan kegelapan, kekacauan dan kematian di tengah-tengah dunia ini. Roh
jahat bersumber dari iblis mampu meruntuhkan kesetian, kebenaran, dan kehidupan
manusia.jatuhnya manusia ke dalam dosa menggambarkan bahwa si iblis tampil
cerdik dan lihainsehingga mampu mengalihkan manusia itu dari Allah. Meskipun
demikian roh jahat berada di bawah Kuasa Roh Allah. Israel mengaku bahwa Allah
adalah Tuhan yang Maha Kuasa, tidak ada tandingannya.meskipun iblis memiliki
kuasa tetapi di dalam Tuhan iblis tak berdaya. Orang yang di dalam Tuhan dan
dipenuhi Roh Allah mampu melawan kuasa iblis.
2.
Roh
Jahat Berkuasa atas Orang Jahat
Kejahatan tidak hanya terjadi
karena ada niat dan kesempatan tetapi karena ada barang atau bendanya. Roh
jahat beraktivitas dalam hidup manusia adalah karena manusia memberikan dirinya
dikuasai dan dipimpin oleh roh jahatkonteks mikro cerita tentang masuknya roh
jahat ke dalam Saul adalah karena dosa dan ketidaksetiaan di hadapan Tuhan. Roh
jahat hadir di dalam diri manusia bukan karena Allah tetapi karena manusia itu
sendiri. Saul seharusnya seharusnya menumpas habis musuhnya Amalek dan tidak
boleh menjarah harta berharga orang Amalekh (1. Sam. 15:18-19). Kemudian
permusuhannya dengan Daud karena penolakan Saul dan pengangkatan Daud sehingga
ketika Roh Allah pergi darinya, roh jahat ada pintu masuk menimbulkan iri hati
kepada Daud.
2.4. Peran Roh Allah
2.4.1.
Roh
Allah yang Menghidupkan
Pada awal mula, Roh Allah
melayang-layang di atas permukaan air samudera raya (Kej. 1:2) dan ketika
manusia dijadikan, ‘Allah menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya,
demikian manusia menjadi makhluk hidup’ (Kej. 2:7). Pada saat Roh tinggal di
dalam diri manusia, maka manusia itu hidup, dan ketika Roh itu ditarik kembali
oleh Allah, maka makhluk yang fana itu
mati (Kej. 6:3. Mzm. 104:29). Tidak ada kehidupan di bumi ini yang terlepas
dari Roh Allah. Di manapun manusia bertindak sewenang-wenang memusnahkan
lingkungan dan membunuh makhluk hidup ia mendukakan Roh Allah (Yes.63:10).[16]
2.4.2.
Roh
Allah adalah Sumber Kekuatan
Manusia adalah makhluk aktif dan
proaktif dan melestarikan keteraturan ciptaan Allah. Awal penciptaan disaksikan
kehadiran dan juga peran Roh Allah. Kejadian 1:1-2 dengan jelas menyaksikan
bahwa roh Allah melayang-layang di
atas permukaan laut. Roh jelas dihubungkan dengan pencipta. Roh itu bukanlah eksistensi
yang berdiri sendiri tetapi dengan Allah. Allah sebagai sumber dan sekaligus
pemilik dan Dia sendirilah Roh itu.[17]
2.4.3.
Roh
Allah Sumber Kekuasaan
Kekuasaan atau kuasa adalah sesuatu
hal yang dibutuhkan manusia dalam seluruh aktivitasnya. Manusia butuh kuasa
agar mampu memikirkan dan melakukan hal-hal yang baik dan juga melawan
kuasa-kuasa kejahatan. Manusia juga memiliki hasrat dan keinginan yang baik
sehingga kuasa menjadi pilihan agar semua keinginan tercapai. Alkitab
menyaksikan bahwa manusia dan umat dapat melakukan hal yang baik dan pekerjaan
yang luar biasa dengan kuasa dari Allah. Roh Allah sangat identik dengan Kuasa,
sehingga manusia mampu melakukan hal-hal yang diinginkan Tuhan.[18]
2.4.4.
Roh
Allah Yang Meberdayakan
Roh Allah, tampaknya, sangat baik,
positif, dan memperkaya. memberi orang kemampuan, kompetensi, dan kekuasaan,
atau mengisi orang untuk tugas yang terampil dan kreatif. Roh dapat memberi
orang banyak kekuatan kepemimpinan dan keberanian. Roh juga dapat tidak
terduga, tiba-tiba dan mengejutkan. Roh dapat disalahgunakan oleh mereka yang
berlari liar dan dengan sengaja, memanjakan diri secara berlebihan, di luar
kendali.[19]
2.4.5.
Roh
Allah Sebagai Sumber Urapan (Menjadi Pemimpin)
Urapan adalah symbol yang istimewa,
diberikan bagi orang khusus dengan tugas khusus. Urapan biasanya diberikan
kepada pemimpin atau raja. Raja adalah orang khusus yang memiliki tugas khusus
sebagai pemimpin bangsa dan juga wakil Allah. Pengurapan adalah penetapan dan
pelantikannya sebagai wakil Allah. Pelaksana dalam pengurapan itu biasanya nabi
dan imam sebagai symbol Allah bahwa otoritas raja sangat tergantung kepada
Allah. Raja adalah mandataris Allah sehingga harus bertangung jawab sepenuhnya
kepada Allah. Orang Israel selalu menaikkan pujian dan sekaligus harapan dalam
pengurapan raja, ada tiga harapan dalam pengurapan raja yaitu:
1. Pemimpin
yang kuat.
2. Raja
yang taat kepada Taurat.
3. Raja
keadilan bagi kaum miskin dan lemah.
Demi tugas tersebut seorang raja
harus menerima kekuatan Roh Allah. Urapan
dilakukan dengan minyak sebagai symbol bahwa Allah yang memberikan status dan
jabatan itu melalui Roh yang bekerja atas mereka. Raja yang setia dalam tugas
kepemimpinannya tentu raja yang dipimpin oleh Roh Allah. Allah adalah sumber
urapan sedangkan imam dan nabi hanya sebagai perantara.[20]
2.4.6.
Roh
Allah Sebagai Kuasa Pembaharuan
Roh Allah adalah Roh pembaharu, hal
ini kita pahami bahwa ia berkuasa dalam lintas waktu dulu, sekarang, dan yang
akan datang. Sebelum hari Pentakosta Yehezkiel telah berbicara tentang Roh
Allah dalam nubuatnya ketika orang Israel dibuang ke Babel. Umat Israel
digambarkan ibarat orang mati dan tinggal tulang-belulang yang menggambarkan
eksistensi mereka yang hidup tanpa tulang belulang dan hidup tanpa pengharapan
dan tanpa masa depan. Pembuangan adalah karena kesalahn , kejahatan, dan dosa
umat Israel . kemarahan Allah sepertinya menghilangkan harapan orang Israel,
kenyataannya dibalik kemarahan Allah dan ketidakberdayaan orang Israel dalam
penderitaan itu justru memberikan pembaharuan untuk menyelamatkan umat-Nya.[21]
2.5.
Contoh
Orang yang Disertai oleh Roh Allah dalam Perjanjian Lama
Berbicara tentang manusia yang
disertai Roh Allah, marilah kita pertama-tama melihat beberapa contoh dari
orang-orang di mana-mana Roh Alah menghasilkan kekuatan dan kemampuan. Kemudian
kita berfokus dari teladan tokoh berikut:
2.5.1.
Musa
Teladan Musa yng di dalamnya adalah Roh
Allah menghasilkan kombinasi kekuatan dan kerendahan hati yang luar biasa. Musa
memliki jiwa semangat memimpin bangsa Israel. Musa memiliki kemampuan atau
potensi yang diberikan Tuhan untuk melakukan hal-hal tertentu untuk Allah atau
umat-Nya. Roh Tuhan memberdayakan dan memungkinkan Musa untuk melakukan apa
yang harus dilakukannya. Roh dihubungkan dengan peran
Musa sendiri sebagai pemimpin Israel pada waktu itu. Kuasa Allah dilaksanakan
melalui pribadi Musa. Dia adalah agen manusia dari Roh Allah. Dengan memahami Musa, memberi kita model
kepemimpinan yang dipenuhi oleh Roh Allah. Dia jelas seorang pemimpin yang
memiliki kekuatan besar yang diberikan oleh Tuhan. Ia melayani Allah dengan setia 'Musa setia
sebagai hamba di semua rumah Allah' (Ibrani 3:5). Apa saja tanda Roh Allah
dalam kepemimpinan Musa, yang dapat kita temukan dalam hal ini, Musa
menjalankan kekuatan besar. Kekuatannya itu karena kerendahan hatinya tanpa
kesombongan pribadi yang ada dalam dirinya. Kekuatan yang tanpa kecemburuan
pribadi dan kekuatan tanpa ambisi pribadi. Kita mengenal Musa adalah sebagai
seorang yang sangat rendah hati, lebih rendah dari siapa pun (Bilangan 12: 3)
di muka bumi. Ini adalah kesaksian luar biasa. Kata yang diterjemahkan di sini
'rendah hati' adalah ‘anaw’ dan
memang itu bisa berarti lemah lembut dan rendah hati (bd. Amsal 3:34 dan 16:19,
di mana kontras dengan orang yang sombong). Di sinilah kita mengenal Musa
sebagai pemimpin yang disertai oleh Roh Allah dan terlihat seorang yang
disertai oleh Roh Allah menunjukkan kerendahan hati.[22]
Demikian juga Yosua terus menerus
dipenuhi Roh, umtuk memampukan memimpin bangsa itu. Ia dipenuhi dengan roh
kebijaksanaan.
2.5.2.
Simson[23]
Simson adalah seoang tokoh Alkitab
dalam Perjanjian Lama yang Roh Allah memasukinya. Dalam keadaan perang Roh
Allah memasuki laki-laki dan memberikan semangat padanya hingga dapat melakukan
perbuatan-perbuatan yang heroic dalam perang (Hakim-hakim 14:5). Dalam
perjalanan Simson bersama-sama dengan orang tuanya ke Timna, mereka sampai di
kebun anggur dekat Timna tiba-tiba seekor singa mendatangi Simson dengan
mengaum pertanda singa ingin menerkam dan mencelakakan Simson. Pada saat itu
datanglah ruakh Yahweh menguasai
Simson, dan singa itu dicabik Simson seperti orang mencabik anak kambing. Di
sini jelas bahwa kekuatan Simson adalah atas bantuan Yahweh semata-mata.
2.5.3.
Gideon[24]
Dalam Hakim-hakim 6:33 menceritakan:
Seluruh orang Midian. Pada waktu itu Roh Tuhan menguasi Gideon. Ditiupnyalah
sangkakala dan orang-orang Abiezer dkerahkan umat mengikuti dia. Roh Tuhan
turun atas Gideon dan menjadikannya seorang pemimpin yang tangguh. Sebelumnya
ia adalah seorang pemuda yang pemalu yang bersembunyi di sebuah tempat
pembuatan anggur karena takut akan musuh dan tidak ada kemampuan apa-apa, tapi
setelah Roh Allah turun atasnya ia benar-benar berubah.
2.5.4.
Daud
Daud sejak diurapi oleh Samuel
menjadi raja dan menjadi pemilik Roh Allah secara permanen yang diyakini
menolong dia dalam memimpin bangsnya selaku Raja Israel.[25]
Daud berdoa ag ria dipimpin oleh Roh Allah: ‘Ajarlah aku melakukan kehendakMu,
sebab Engkaulah Allahku! Kirahnya RohMu yang baik itu menuntun aku di tanah
yang rata (Mzm. 143:10). Kehadiran Roh Allah dalam diri Daud merupakan sesuatu
hal yang sangat penting. Teringat dengan kesalahan Daud ketika ia mengambil
Batsyeba menjadi isterinya dan ia menyesal, bertobat, dan berdoa supaya Allah
tidak mengambil Roh-Nya daripadanya.[26]
2.5.5.
Yehezkiel
Nabi Yehezkiel adalah seorang tokoh
Alkitab yang dipenuhi oleh Roh Allah. Sebelum hari Pentakosta, Yehezkiel telah
berbicara tentang Roh Allah dalam nubuatnya ketika Israel dibuang ke Babel.
Umat Israel digambarkan ibarat orang mati dan tinggal tulang-belulang, yang
artinya menggambarkan eksistensi mereka yang hidup tanpa pengharapan dan tanpa
masa depan. Pembuangan adalah karena kesalahan, kejahatan, dan dosa bangsa
Israel. Kemarahan Allah sepertinya menghilangkan harapan Israel bangkit kembali
sebab Allah juga menjaga otoritas firman yang telah diucapkannya.[27] Roh
tidak saja bertindak dalam alam, Ia pun berkarya dalam sejarah. Yehezkiel
melihat tulang-tulang kering yang berserakan, sebagai lambing umat Yahudi yang
kalah di peperangan dan mati di pembuangan (Yeh. 37:2). Roh/Ruakh diberikan Tuhan sehingga mereka
hidup kembali dan mengenal Tuhan (Yeh. 37:5,8-10,14).[28]
Salah satu nabi yang berbicara
tentang Roh Kudus adalah nabi Yehezkiel (Yeh. 3:12, 24; 11:24; 37:1). 36:27;
39:29). Pemberian Roh dalam batin bukan didasarkan pada kehendak dan pertobatan
Israel, tetapi karena nama-Nya yang kudus (36:22-23; 39:25). Karena kehormatan
nama-Nya, TUHAN bertindak memberikan hati baru dan roh baru, menjauhkan hati
yang keras, memberikan hati yang lembut, memberikan Roh-Nya, dan memampukan
umat-Nya untuk hidup dalam ketetapan-Nya. Ini adalah inisiatif TUHAN kepada
umat Israel untuk membuktikan kepada leluruh bangsa dan ciptaan-Nya bahwa Ia
benar-benar kudus.[29]
2.6.
Roh
Allah dan Hidup Spritualitas
Kata spiritual memiliki akar kata spirit yang berarti roh. Kata ini
berasal dari bahasa latin, spiritus, yang berarti nafas. Selain itu kata
spiritus dapat mengandung arti sebuah bentuk alkohol yang dimurnikan. Sehingga
spiritual dapat diartikan sebagai sesuatu yang murni. Diri kita sebenarnya
adalah roh itu. roh bisa saja diartikan sebagai energi kehidupan, yang membuat
kita tetap hidup, bernafas dan bergerak. Spiritual berarti pula segala sesuatu
di luar fisik kita, termasuk pikiran, perasaan, dan karakter kita. Kecerdasan
spiritual berarti kemampuan kita untuk dapat mengenal dan memahami diri kita
sepenuhnya makna dan hakikat kehidupan yang kita jalani dan kemanakah kita akan
pergi.[30]Spritualitas
menunjuk bentuk kehidupan rohani yang dilandasi oleh bimbingan Roh Kudus
sendiri. Spritualitas Kristiani selalu menunjuk hidup rohani yang dipimpin oleh
Roh Kudus untuk semakin mengimani dan mencintai Tuhan Yesus Kristus dan semakin
berkembang dalam iman, pengharapan, dan kasih. Spritualitas hidup yaitu hidup
dalam tuntunan Roh Kudus dalam mengembangkan iman atau umat Allah atau
Gereja-Nya.[31]
Spiritualitas berasal dari kata
Ibrani ‘Ruach’ atau roh. Kata ini
mencakup serangkaian makna termasuk spirit
yang luas maknanya yaitu ‘nafas’ dan ‘angin’ (Kej. 1:2; Yeh. 37:1-14; Yun.
1:4; Zak. 4:6). Kalau berbicara tentang spirit berarti kita membahas sesuatu
yang memberikan kehidupan maupun semangat bagi seseorang. Maka dari itu,
‘spritualitas’ berkaitan dengan kehidupan iman yakni mendorong dan
memotivasinya. Spiritualitas juga mengangngkut apa yang memberi semangat
terhadap kehidupan orang beriman serta menolong manusia untuk memperdalam dan menyempurnakan apa yang tidak ia mampu.[32]
Ke-Imanenan Allah akan menjadi nyata bila kehendak-Nya dinyatakan oleh-Nya
(Mzm. 104:139). Kej. 1:2 adalah pemakaian pertama kata ruakh dengan arti menunjuk kepada Roh Allah. Roh Allah adalah nafas
kehidupan dari Tuhan.[33] Ciri-ciri hidup yang dipenuhi Roh adalah
memperoleh karunia yang luar biasa, seperti menyembuhkan orang sakit, membuat
mujizat, bernubuat, dan berbicara dalam Bahasa Roh. Dalam hal ini Yesuslah
memang yang benar-benar dipenuhi oleh Roh Allah. Bagimana mengetahui hidup
dipimpin oleh Roh Allah? Yaitu nampak ketika seseorang itu hidup dalam tuntunan
Tuhan. Roh Allah bekerja bagi orang-orang yang mau dipimpin oleh Roh Allah. Roh
Kudus mengajar kita membawa kepada kebenaran, memberi kuasa untuk bersaksi, dan
dituntun untuk hidup kudus Orang yang
dipenuhi Roh Kudus adalah orang yang hidupnya telah diubah oleh pengaruh Roh
Kudus dan firman, sehingga dia menjadi orang yang suka akan kekudusan. Karena
dipenuhi Roh Kudus, dengan sendirinya orang tersebut tidak menyukai hal yang
palsu, yang tidak benar, yang tidak suci, dan yang menyeleweng. Dan dituntuntun
untuk hidup dalam kerendahan hati.[34]
2.7.
Apakah
Roh Allah Bisa Pergi dari Manusia?
Roh Allah sangat baik, positif, dan
memperkaya. memberi orang kemampuan, kompetensi, dan kekuasaan, atau mengisi
orang untuk tugas yang terampil dan kreatif. Roh dapat memberi orang banyak
kekuatan kepemimpinan dan keberanian. Roh juga tidak dapat terduga tiba-tiba dan mengejutkan. Roh dapat
disalahgunakan oleh mereka yang berlari liar dan dengan sengaja, di luar
kendali. Dan Roh dapat ditarik dari mereka yang bertahan dalam ketidakpatuhan
atau kebodohan.[35]
Seperti Saul adalah seorang raja
yang pada awalnya diurapi Tuhan, hingga ketika Tuhan ‘melemparkan’ dia dari
takhta kerajaan, tetap dan terus menerus dihinggapi Roh Tuhan, dan setelah ruakh Yahweh meninggalkan dia, maka roh
jahat menguasai dirinya dan melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan
dengan kehendak Tuhan. Dalam keadaan kritis, roh itu menuntun Saul untuk
melakukan pembunuhan terhadap calon penggantinya yaitu Daud.[36]
Semenjak ia mendengar perkataan
umat bahwa Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.
Setelah Saul mendengar perkataan dan nyanyia ini ia menjadi cemburu. Mungkin
nanti Daud akan dinobatkan menjadi raja. Saul mengangkat Daud menjadi kepala
pasukan seribu dengan pengharapan suapay Daud tewas dalam peperangan. Tetapi
Daud berhati-hati dan bertindak bijaksana sehingga ia bisa mengalahkan musuh.
Saul juga berencana untuk membunuh Daud tetapi Yonatan membela Daud dan
menyelamatkannya. Di sinilah nampak seorang Saul yang pernah dimasuki Roh Allah
bisa juga dimasuki roh lain.[37] Setelah
ketidaktaatan dan kebodohan Saul yang semakin meningkat. Jadi kita diberitahu
bahwa Roh Allah telah pergi dari Saul ... (1 Samuel 16:14), dan sebagai
gantinya roh yang sangat berbeda menimpa Saul dengan izin Allah, roh yang
mengambil bentuk suasana hati yang gelap, depresi dan kecemburuan yang
membunuh, dan juga bisa dikaitkan dengan fenomena aneh 'bernubuat' (1 Samuel
18: 10-11).[38]
2.8.
Roh
Allah dan Hidup Spiritualitas Diperhadapkan dengan Pandangan Christopher J. H.
Wright Knowing the Holy Spirit Through
the Old Testament
Kita sudah mengetahui bahwa Roh
Allahlah yang memimpin manusia untuk melakukan sebuah kebenaran, memimpin
seseorang untuk memimpin bangsa. Semua kekuatan itu berasal dari Allah dan
manusialah yang dipakai Allah untuk melakukan tugasnya. Dalam buku Christopher J. H. Wright Knowing the Holy Spirit Through the Old
Testament Bab 2 Tentang Roh Yang
Memberdayakan memberikan pemahaman kepada kita bahwa Roh Allah dalam
Perjanjian Lama umumnya dikaitkan dengan kuasa, karena Allah yang alkitabiah
tidak berarti apa-apa jika tidak efektif dalam tindakan dan membawa perubahan!
Memang, ketika orang Israel berbicara tentang Roh Yahweh, sering kali itu
sekadar cara untuk mengatakan bahwa Allah sendiri menggunakan kekuatannya di
bumi secara langsung, atau lebih umum melalui agen manusia. Roh Tuhan adalah
kekuatan Tuhan untuk bekerja, baik dalam tindakan langsung, atau memberdayakan
orang untuk melakukan apa yang Tuhan ingin lakukan. 'Memberdayakan orang'. Saat
itulah masalahnya dimulai. Sebab manusia bukan mesin atau robot.[39]
Kita adalah orang-orang yang telah
diberi kemampuan oleh Allah untuk mengambil keputusan kita sendiri tentang
berbagai hal dan menggunakan pilihan kita sendiri. Itulah kekuatan yang Tuhan
berikan kepada kita ketika Dia menciptakan kita, dan sayangnya manuasia menyalahgunakannya
sejak awal. Manusia mengambil kekuasaan ke tangannya sendiri dengan memberontak
terhadap otoritas Allah, menolak instruksi-Nya, dan memilih untuk memutuskan
bagi diri sendiri apa yang akan mereka anggap baik dan jahat. Dalam hal ini
yaitu mengenai Kejatuhan manusia dalam dosa Kej. 3. Setiap aspek kehidupan
manusia (spiritual, fisik, intelektual, emosional dan sosial), telah rusak oleh
dosa. Jadi semua kekuatan yang kita banggakan, secara rohani, adalah kelemahan
kita, kelemahan dari sifat manusia yang berdosa. Namun manusia seperti kita
yang dipilih Tuhan untuk diberdayakan melalui Roh-Nya. Adam dan Hawa dalam
Alkitab yang diberdayakan Allah sama berdosa dengan kita semua karena dosa yang
dilakukannya. Dengan satu-satunya pengecualian yaitu Yesus Kristus yang
dipenuhi oleh Roh Allah yang menyelamatkan manusia dari dosa. Untuk mengatakan
bahwa seseorang dipenuhi atau diberdayakan oleh Roh Allah tidak berarti mereka
tidak berdosa atau bahwa semua yang mereka lakukan selanjutnya adalah sempurna
secara moral atau tepatnya apa yang diinginkan Allah dalam setiap hal. Karena
ketika kekuatan Allah dan kelemahan manusia digabungkan dalam satu manusia yang
berdosa, hasilnya tidak selalu dapat diprediksi, dan kadang-kadang sangat
ambigu. Alasannya adalah bahwa orang tersebut, bahkan ketika diberdayakan oleh
Roh Allah, masihlah manusia yang jatuh dan berdosa seperti kita. Jika itu benar dalam Alkitab, berapa banyak
lagi yang masih berlaku sampai sekarang? Marilah kita pertama-tama melihat
beberapa contoh dari orang-orang di mana Roh Allah menghasilkan kekuatan dan
kemampuan. Kemudian kita akan berfokus pada teladan Musa, yang di dalamnya Roh
Allah menghasilkan kombinasi kekuatan dan kerendahan hati yang luar biasa.
Ketika beberapa orang dalam Perjanjian Lama dikatakan memiliki Roh Allah, itu
berarti bahwa mereka memiliki kemampuan, atau kompetensi, atau kekuatan yang
diberikan Allah untuk melakukan hal-hal tertentu untuk Allah atau untuk
umat-Nya. Inilah peran Roh Allah:
2.8.1.
Memberikan
Kekuatan dan Kemampuan[40]
Tentu kita mengenal Bezaleel dan Aholiab
(Kel. 31). Karena ini adalah orang-orang pertama dalam Alkitab yang digambarkan
dipenuhi dengan Roh Allah. Apa yang dipenuhi dengan Roh Allah dalam kehidupan
mereka? Mereka diberikan kemampuan untuk menjadi pengrajin, bekerja di bidang
logam dan kayu dan batu mulia, dan semua jenis desain artistik dan untuk dapat
mengajar orang lain keterampilan yang diberikan kepada mereka. Kemudian Musa
berkata kepada orang Israel, Lihat, Allah
telah memilih Bezalel putra Uri, putra Hur, dari suku Yehuda, dan dia telah
mengisinya dengan Roh Allah, dengan keterampilan, kemampuan, dan lambang tombol
dalam segala jenis kerajinan untuk membuatberbagai rancangan supaya dikerjakan
dari emas, perak, dan tembaga. Untuk mengasah batu permata suapay ditatah,
untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan. Juga Aku telah
menetapkan Aholiabbin Ahisamakh dari suku Dan; dalam hati setiap ahli telah
kuberikan keahlian. Allah telah
mengisi mereka dengan keterampilan untuk melakukan semua jenis pekerjaan
sebagai pengrajin, desainer, menyulam dengan benang biru, ungu dan merah dan
kain linen halus, dan penenun, jadi mereka diberi ilmu pengetahuan. Jadi
Bezaleel, Aholiab, dan setiap orang yang terampil adalah pemeberian Allah. Allah
telah memberikan keterampilan dan kemampuan untuk mengetahui bagaimana
melakukan pekerjaan membangun gedung suci adalah melakukan pekerjaan seperti
yang diperintahkan oleh Allah (Kel. 35:30-35). Dalam hal ini kita mengetahui
bahwa manusia diberikan oleh Roh Allah kemampuan dan keterampilan yang mampu
menciptakan sesuatu. Semua kemampuan Bezaleel dan Aholiab adalah karena kuasa
Roh Allah yang memampukannya.
Dalam hal ini juga kita melihat
bahwa merka yang membangun kemah suci yang diberikan Allah kekuatan kepada
mereka. Seperti Cerita penciptaan,
menggambarkan Allah sendiri sebagai Pengrajin Guru universal, yang bersukacita
dalam kebaikan dan keindahan dari semua yang telah dirancang dan dieksekusi
dengan begitu mengagumkan. Teks ini mendorong kita untuk percaya bahwa Roh
Allah yang sama yang bekerja dalam penciptaan juga bekerja dalam arti yang lebih
luas: dalam semua orang yang dipenuhi roh Allah sebagai manusia yang diciptakan
menurut gambar Allah, memperkaya dunia kita dengan segala jenis kreativitas
dalam seni, musik, desain penuh warna, keahlian yang indah.
2.8.2.
Memberikan
Kekuatan dengan Kerendahan Hati[41]
Dalam Bil. Pasal 11-14. Ini adalah
periode khusus dalam kehidupan Musa yang penuh pergolakan. Kita akan melihat rujukan
ke Roh Allah. Tidak banyak, tentu saja, dan kisah hidup Musa sering merujuk
pada Roh Allah. Orang Israel sama sekali tidak ragu bahwa Allah telah aktif
melalui Roh-Nya dalam kehidupan dan pekerjaan Musa. Ketika ia membawa bangsa
Israel dari Laut Taberau berjalan dari tengah. Di sini misalnya ketika Musa
membawa umat-Nya menyeberangi laut Taberau. Roh Kudus-Nya ditempatkan di antara
mereka untuk bisa dipimpin oleh Musa dalam
menyeberangi laut tersebut. Beginilah cara Musa menuntun umatNya, mereka tidak
tersandung mereka diberi istirahat oleh Roh Allah. Bagian yang sama, sedikit
sebelumnya, mengatakan bahwa orang-orang di larael memberontak dan mendukakan
Roh Kudus-Nya (Yes. 6: 10). Ini adalah dua dari sedikit kesempatan ketika
memahami Roh Allah di Masa Perjanjian Lama. Bahwa fokus utama dari kehadiran Roh
dalam perhitungan ini adalah pada tindakan pembebasan yang dilakukan oleh Allah
pada bangsa Israel. Dengan demikian Roh dikaitkan dengan peran Musa sendiri
sebagai pemimpin bangsa Israel. Kuasa Allah dilaksanakan melalui pribadi Musa.
Musa lah agen manusia dari Roh Allah. Musa memiliki kekuatan besar yang dipenuhi
Roh Allah yang hidup tanpa kesombongan tapi karena kerendahan hati.
1.
Memberikan
Kekuatan Tanpa Kesombongan[42]
Musa adalah orang yang sangat
rendah hati daripada orang lain di muka bumi ini (Bil.12:13). Musa adalah orang
yang memiliki kekuatan luar biasa. Kata yang diterjemahkan di sini 'rendah
hati' adalah 'anaw’ dan memang itu
bisa berarti lemah lembut dan rendah hati (mis. Dalam Amsal 3:34 dan 16:19, di
mana kontras dengan orang yang sombong). Kata itu menggambarkan orang-orang
yang rendah hati karena beberapa kesengsaraan. Musa adalah seorang pemimpin,
dan seorang yang sangat hebat. Namun Musa adalah seorang pelayan, dan seorang
yang sangat rendah hati. Seorang pemimpin dan seorang pelayan. Seorang
hamba-pemimpin. Rahasia kekuatan Musa terletak pada Roh Allah, dan rahasia
kerendahan hatinya terletak pada kurangnya kemandiriannya.
Kembali beralih pada Bil. 11 yang menggambarkan
hanya satu dari banyak krisis yang harus dihadapi Musa. Ketika ia tidak mampu
lagi untuk memberi makan umat Allah. Mengenal Musa dengan Kerendahan hatinya, Musa
mendengar bangsa itu menangis dari setiap kaum di depan pintu kemahnya, TUHAN menjadi sangat marah, dan Musa
gelisah. Dia bertanya kepada TUHAN, 'MengapaEngkau memperlakukan hambaMu buruk
dan Mengapa aku tidak mendapat kasih karunia di MatMu sehingga Engkau
membebankan tanggung jawab atas seluruh bangsa ini? Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau akulah yang
melahirkannya sehingga Engkau berkata kepadaku :Pangkulah dia..membawa mereka
ke tanah Perjanjian. Di mana saya bisa mendapatkan daging untuk semua orang
ini? Mereka terus meraung-raung kepada saya, "Beri kami daging untuk
dimakan!" Saya tidak bisa membawa semua orang ini sendirian; Ini terlalu berat untukku. Jika ini caramu
memperlakukan aku, bunuh aku sekarang juga jika aku menemukan kebaikan di
matamu dan jangan biarkan aku menghadapi kehancuranku sendiri. (Bilangan
11: 10-15) ('jika kamu mencintaiku, bunuh aku sekarang) demikianlah ungkap Musa
kepada Allah.[43]
Dia tidak menemukan jaminan dengan kekuatannya sendiri. Sebaliknya, dia
berbalik kepada Tuhan medan hal ini
adalah hal terbaik yang harus dilakukan, karena seperti yang kita ketahui,
Tuhan sudah membuat langkah selanjutnya. Dalam hal inilah TUHAN berfirman
kepada Musa, 'Bawakan aku tujuh puluh tua-tua Israel yang dikenal bagimu
sebagai pemimpin dan pejabat di antara orang-orang. Buatlah mereka bersatu ke
Kemah Pertemuan, supaya mereka dapat berdiri di sana bersama kamu. Saya akan
turun dan berbicara dengan Anda di sana, dan saya akan mengambil Roh yang ada pada
Anda dan menempatkan Roh ke atas mereka. Mereka akan membantu Anda memikul
beban orang-orang sehingga Anda Bilangan 11: 16-17) tidak harus memikulnya
sendirian.
Dalam hal ini dapat Mengetahui dan
diberikan dua wawasan tentang Kerendahan Hati Musa: [44]
1)
Bergantung
Kepada Roh Allah
Roh Allah ada 'di atas Musa'.
Bahkan Musa tampaknya tidak mengetahuinya. Musa merasa tidak mampu memberikan
makan bangsa Israel pada waktu perjalanan ke Tanah Kanaan. Dalam hal inilah
kita mengetahui bahwa apa pun yang mungkin atau tidak mungkin terjadi, hanya
kuasa Roh Allah yang dapat mencapainya, karena di luar kuasa Musa untuk membuat
sesuatu terjadi karena kuasa Roh Allah. Tapi itulah pelajaran yang kita
pelajari di sini. Ketidakberdayaan pribadi justru merupakan peluang bagi
kekuatan Allah. Paulus juga telah mempelajari pelajaran ini dengan sangat
teliti dalam kariernya yang hancur sebagai misionaris. Keyakinan seperti ini
adalah milik kita melalui Kristus di hadapan Allah. Bukan berarti kita kompeten
dalam diri kita untuk mengklaim apa pun untuk diri kita sendiri, tetapi
kompetensi kita [atau kecukupan] berasal dari Tuhan .. kita memiliki harta ini
dalam guci-guci tanah liat untuk menunjukkan bahwa kekuatan yang melampaui
semua ini adalah dari Tuhan dan bukan dari kita . (2 Korintus 3: 4-5: 4: 7).
2)
Menerima
Roh Allah Bersama dengan Orang Lain
Musa tidak hanya bergantung pada
Allah untuk dirinya sendiri secara pribadi, tetapi juga bergantung pada bantuan
orang lain, kepada siapa Allah akan memberikan bagian dari Roh yang sama
seperti yang dimiliki Musa. Kepemimpinan yang dipenuhi semangat menjadi
kepemimpinan bersama. Sebenarnya, ini membutuhkan lebih banyak kerendahan hati
daripada ketergantungan pada Tuhan saja. Mempercayai orang lain, yang (kita
diminta untuk percaya) juga memiliki Roh Tuhan, terasa seperti proposal yang
jauh lebih meragukan. Tetapi itu adalah salah satu tanda Roh Kudus di dalam
setiap orang yang adalah seorang hamba-pemimpin seperti Musa sehingga mereka
cukup rendah hati untuk mengenali karunia-karunia Allah dalam diri orang lain,
dan berbagi kepemimpinan dengan mereka. Pride berkata, 'Jika itu bukan saya dan
kekuatan saya, maka setidaknya biarkan itu menjadi hak eksklusif saya untuk
kekuatan Tuhan. Jika saya tidak bisa melakukannya sendiri, maka biarkan Tuhan
melakukannya, tetapi pastikan itu melalui saya dan tidak ada orang lain. '
Kerendahan hati berkata, 'Jika Tuhan tahu dan saya melakukan hal itu, saya
tidak bisa melakukan ini sendirian, maka biarkan Tuhan memberikan penolong yang
dipenuhi Roh untuk- semakin saya semakin baik mereka membutuhkannya sama
seperti saya membutuhkan Tuhan. Musa
mengumpulkan tujuh puluh tua-tua mereka dan menyuruh mereka berdiri di
sekeliling Kemah.
2.
Memberikan
Kekuasaan Tanpa Cemburu
Lalu pergilah Musa dan memberi tahu
orang banyak yang difirmankan Tuhan. Dia mengumpulkan tujuh puluh tua-tua dan
menyuruh mereka berdiri di sekeliling kemah. Lalu TUHAN turun dari awan dan
berbicara dengan dia, dan Ia mengambil Roh yang ada pada-Nya dan meletakkan Roh
itu di atas tujuh puluh tua-tua. Ketika Roh beristirahat di atas mereka, mereka
bernubuat, tetapi mereka tidak melakukannya lagi. Musa tidak perlu iri pada
orang lain. Dia tidak perlu berdiri di atas otoritasnya, atau statusnya, atau
pra-rogatifnya. Dia tidak perlu memonopoli Roh Allah atau kuasa yang diberikan
Roh. Dia bisa menggunakan kekuatan dengan kerendahan hati karena dia memegang
kekuasaan tanpa cemburu. Ada paradoks yang terkenal bahwa sikap suka memerintah
sering kali merupakan tanda ketidakamanan. Mereka yang tidak merasa aman dengan
identitas dan hubungan mereka sendiri mengimbangi ketidakcukupan batin dengan
otoritarianisme luar yang berlebihan.
3.
Memberikan
Kekuatan Tanpa Ambisi
Orang-orang mencapai perbatasan
Tanah Perjanjian. Mata-mata dikirim dalam Bilangan 13. Tetapi mayoritas laporan
dipenuhi dengan alarm sehingga orang menolak untuk melangkah lebih jauh. Jadi
dalam pasal 14 kita menemukan orang-orang Israel memberikan lubang lagi untuk
menggerutu endemik mereka melawan Musa. Pada awalnya mereka mengusulkan untuk
memilih pemimpin lain dan kembali ke Mesir. Tetapi ketika Musa dan Harun,
bersama dengan Yosua dan Kaleb, mencoba membujuk mereka untuk tidak memberontak
melawan TUHAN dan untuk maju ke negeri itu, segalanya menjadi lebih buruk
secara keseluruhan ketika seluruh majelis berbicara tentang melempari mereka
dengan batu. Kemudian kemuliaan TUHAN muncul di Kemah Pertemuan untuk semua
orang Israel. TUHAN berkata kepada Musa, 'Berapa lama orang-orang ini akan
memperlakukan saya dengan jijik? Berapa lama mereka akan menolak untuk percaya
kepada saya, terlepas dari semua tanda ajaib yang telah saya lakukan di antara
mereka? Aku akan menjatuhkan mereka dengan tulah dan membinasakan mereka,
tetapi Aku akan membuat kamu menjadi bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari
pada mereka. Bilangan 14: 10-12) Bukan untuk pertama kalinya, Tuhan mengusulkan
untuk menghancurkan orang-orang ini dan memulai dari awal lagi dengan Musa .
Dalam Keluaran 32-34, pada kesempatan kemurtadan Israel yang menghebohkan
dengan anak lembu emas, tepat di kaki Gunung Sinai sementara Musa di sana
mendapatkan Sepuluh Perintah, hal yang sama telah terjadi. Allah dalam amarah
menyarankan untuk menyingkirkan bangsa yang berjumlah.
2.9.
Analisa Penyeminar
Berbicara ruakh Elohim dalam Perjanjian Lama yaitu bahwa Ia tidak nampak
(tidak kelihatan) dan karena itu hadir dimana-mana. Dalam hal ini Perjanjian
Lama mengungkapkan bahwa Yahwe adalah Allah yang bernafas, Allah yang hidup,
Allah yang bertindak. Dan bahwa sebagai Allah yang demikian, Ia adalah sumber
hidup dari segala sesuatu yang ada di dunia ini. Hal ini dapat kita lihat dalam
permulaan Kitab Suci (Kej. 2:7): “Tuhan Allah menghembuskan nafas hidup (nesyema) kehidupan (nefesy chayya). Dimana Allah
ada, dimana Ia hadir dan bertindak, disitu “ruach”-Nya
aktif, bekerja. Penyeminar melihat dan memahami bahwa Roh Allah dalam
Perjanjian Lama sebagai simbol kehadiran Allah dalam penciptaan dunia dan
isinya. Roh memperlengakpi manusia sehingga mampu hidup sebagai umat Allah. Roh
Allah lah yang meberikan kekuatan kepada manusia kemampuan untuk memimpin, roh
Allah yang memberi kekuasaan, dan memberdayakan manusia untuk melakukan yang
sesuai dengan kehendak Allah. Menurut buku Christopher
J. H. ‘Knowing the Holy Spirit
Through the Old Testament’ yang membahas Roh Yang Memberdayakan bahwa pekerjaan Roh Allah itu yaitu Memberi
kekuatan dan kemampuan, memberikan kekuatan dengan kerendahan hati, memberikan
kekuatan tanpa kesombongan dan dibutuhkan manusia untuk bergantung kepada
Tuhan, dan memberikan kekuatan tanpa rasa cemburu kepada orang lain.
Roh Allah juga ternyata bisa pergi
dari hidup manusia yang di mana pada mulanya seseorang itu sudah dipenuhi oleh
Roh Allah namun ketika ia tidak bisa mengendalikan dirinya akan mudah dimasuki
Roh lain. Misalnya ketika seseorang cemburu kepada orang lain, maka ia akan
melakukan kejahatan yaitu niat ingin membunuh. Hal ini dapat kita lihat dari
kisah Saul yang di mana Roh Allah ada padanya untuk memimpinnya, namun karena
rasa cemburunya kepada Daud yang akan menjadi Raja, akhirnya timbul kecemburuan
dan kejahatan dari pada dirinya dan Roh Allah itu pergi darinya hingga Roh
jahat menguasainya dan berkeinginan untuk membunuh Daud. Tetapi Roh Allah ada
pada Daud sehingga Daud bisa bijaksana dalam menghadapi Saul dan kemudian ia
ditolong oleh Yonatan.
Dalam hal ini juga mengetahui Roh
Allah dalam Perjanjian Lama memberikan sebuah pemahaman kepada kita bahwasanya
seseorang yang dipenuhi Roh Allah itu adalah orang yang rendah hati, rendah
hati disebut sebagai sikap bergantung kepada Allah, tidak ada kesombongan atau
merasa seluruh kekuatannyalah yang dimilikinya untuk melakukan sesuatu, tapi
dalam hal ini bergantung kepada Tuhan dimaknai bahwa ia sadar bahwa dirinya
lemah, dan tidak mampu jika ia sendiri yang ia andalkan. Kemampuannya tidak
cukup untuk membawa sebuah bangsa ke Tanah Perjanjian yaitu kisah Musa. Tetapi
penuh ketidaksiapan, kekhawatiran yang disampaikan kepada Allah adalah suatu
bentuk kerendahan hati seseorang yang akan dipenuhi Roh Allah. Roh Allah
memampukan manusia untuk hidup rendah hati dan bergantung kepada Tuhan.
III.
Kesimpulan
Dari hasil pemaparan di atas dapat
disimpulkan bahwa Roh Allah (אְלֹהֹים רוּה/ ru’ah
‘Elohim) adalah angin, nafas. Ia tidak nampak (tidak kelihatan) dan karena
itu Ia hadir dimana-mana. PL mengatakan bahwa Yahwe adalah Allah yang bernafas,
Allah yang hidup, Allah yang bertindak. Dan bahwa sebagai Allah yang demikian,
Ia adalah sumber hidup dari segala sesuatu yang ada di dunia ini. Roh allah
memberikan kekuatan dan kemampuan kepada manusia untuk hidup, Roh Allah
memberikan manusia untuk bernubuat, untuk membaharui hidup, untuk rendah
hati,untuk mengasihi.
IV.
Daftar
Pustaka
Abineno, J. Cl., Pokok-pokok
Penting Iman Kristen, Jakrta: BPK-Gunung Mulia, 2015
Abineno, J.L Ch, Roh Kudus dan Pekerjaan-Nya, BPK:Gunung
Mulia, 1982
Bakker, F.L., Sejarah Kerajaan Allah I Perjanjian Lama, Jakarta:
BPK-GM, 2007
Barth, Marie
Claire, Hati Allah Bagaikan Hati Seorang Ibu, Jakarta: BPK-GM, 2006
Douglas, J., Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid I M-Z ,
Koch, Robert, Geist
und Messias. Beitrag Zur Biblichen Theologi Des Alten Testamenta, Wen: 1950
Koeberle, J., Gottegeist
and Menschengeist im AT”, di dalam NKZ
Kuswandani, Ana
Budi, 10 Langkah Meningkatkan Kecerdasan Emosional Spiritual, Jakarta:PT
Pustaka Delapratosa, 2003
Lassor W. S., Dkk, Pengantar
Perjanjian Lama, Jakarta: BPK-GM, 2007
Martasudjita, Emanuel, Spritualits Hidup dalam Konpendium tentang
Prodiakon, Yogyakarta: Kanisius, 2010
McGrath, Alister E., Spritualitas Kristen Sebuah Introduksi,
Medan: Bina Media Perintis, 2007
Nuban Timo, Ebenhaizer
I., Aku
Memahami yang Aku Imani Memahami Allah Tritunggal, Roh Kudus, dan
Karunia-karunia Roh Secara Bertanggung Jawab
Jakarta: BPK-GM, 2009
Prince, Derek, Roh Kudus dalam Diri Anda, Yogyakarta:
Pekabaran Injil Imanuel, 1994
Ryrie,
Charles C., Teologi Dasar I,
Yogyakarta: Andi, 1991
Sagala, Mangapul, Roh Kudus dan Karunia-karunia Roh,
Jakarta: Perkantas, 2000
Saragih, Agus Jetron ,Teologi Perjanjian Lama dalam Isu-isu
Kontekstual, Medan: Bina Media Perintis, 2015
Siahaan, S. M., Ruakh
dalam Perjanjian Lama, Jakarta:
BPK-Gunung Mulia, 2012
Smalley, S. S., Roh dalam Ensiklopedia Alkitab Masa Kini
Jilid 2 M-Z, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2005
Tim Penyusun Kamus
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2006
Wright, Christopher J.
H., Knowing the Holy Spirit Through the
Old Testament, Intervarsity: PRESS, 2006
Yongky, Karman, Bunga
Rampai Teologi Perjanjian Lama, Jakarta: BPK-GM, 2007
[1] Tim Penyusun Kamus
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 50
[2] J. Douglas, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid I M-Z ,
116
[6] Agus Jetron Saragih, Teologi Perjanjian Lama dalam Isu-isu Kontekstual, (Medan: Bina
Media Perintis, 2015), 12
[8] Robert Koch, Geist und
Messias. Beitrag Zur Biblichen Theologi Des Alten Testamenta, (Wen: 1950),
29
[19] Christopher J. H.
Wright, Knowing the Holy Spirit Through
the Old Testament, (Intervarsity: PRESS, 2006), 42
[30] Ana Budi Kuswandani, 10 Langkah Meningkatkan Kecerdasan Emosional
Spiritual, (Jakarta:PT Pustaka Delapratosa, 2003), 6
[31] Emanuel Martasudjita,
Spritualits Hidup dalam Konpendium
tentang Prodiakon, (Yogyakarta: Kanisius, 2010), 27
[32] Alister E. McGrath, Spritualitas Kristen Sebuah Introduksi,
(Medan: Bina Media Perintis, 2007), 2
[33] S. S. Smalley, Roh dalam
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid 2 M-Z, (Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 2005), 317
[34] Ebenhaizer I. Nuban
Timo, Aku Memahami yang Aku Imani
(Memahami Allah Tritunggal, Roh Kudus, dan Karunia-karunia Roh Secara
Bertanggung Jawab), (Jakarta: BPK-GM, 2009) , 23
[39] Christopher J. H. Wright, Knowing the Holy Spirit Through the Old
Testament, Intervarsity: PRESS, 2006), 35-36